Gingham Check

Senin, 13 Januari 2014

[Fanfict] Time To Step Into The Future [Chapter One]


Author: @OfficialNano27 (#nano)
Genre: Fantasy, Action, Mistery, Horror(dikit kali)
Inspired by: JKT48 and Film-Film sejenisnya._.


Kota yang semula nampak cantik, asri nan indah. Kini, berubah menjadi kota sunyi nan sepi seperti tak ada kehidupan. Perumahan yang nampak padat kini terlihat tak berpenghuni. Pepohonan yang semula hijau berubah menjadi pepohonan menyeramkan yang kering dan tak terjaga. Jalanan yang semula ramai dengan kendaraan dan lalu lalang penduduk kini berubah seperti jalanan yang tak pernah di lewati oleh manusia atau sejenisnya. Hanya ada beberapa orang yang tersisa di kota itu, kota yang mati ditinggalkan penduduknya. Kemanakah semua orang itu? Itulah pertanyaan yang sampai sekarang menjadi misteri.
Tap… tap… tap…
Suara langkah kaki menggema di kota sunyi itu, walau langkah kaki mungkin tak akan terdengar jikalau kota itu mungkin berpenghuni. Seorang wanita dengan mengenakan long jeans dan t-shirt serta jaket kulit hitam, mengendarai audy hitamnya di jalanan Jakarta yang kini berubah menjadi jalanan kematian. Ya, kata itu mungkin yang cocok untuk mendeskripsikan kota Jakarta saat ini. semua manusia di sana telah berubah menjadi kawanan kanibal. Itu semua, karena salah seorang Dokter AS yang melakukan uji coba nya pada seorang laki-laki yang bernama Jason. Kekeliruannya dalam melakukan uji coba, menyebabkan Virus Z kini mulai menyerang seluruh kota Jakarta, Indonesia. Tapi, Dokter yang di ketahui bernama Dr.Marcel itu telah tewas dikarenakan ia yang tergigit oleh Jason, zombie yang ia buat sendiri. Tak ada satu pun yang bisa membasmi wabah Virus Z yang kini sudah mulai menyerang hampir seluruh kota di Indonesia.
***
Wanita itu membuka sebuah peta kecil yang ada di dalam audy hitamnya.

“Ini benar, tempatnya?“ tanya wanita itu pada dirinya sendiri. Wanita yang diketahui bernama lengkap Melody Nurramdhani, atau kerap disapa Melody mengedarkan pandangannya, keseluruh penjuru. Namun, ia sama sekali tak melihat adanya satu orang pun manusia di jalanan itu. Melody pun memutuskan menjalankan audy hitam nya ke sebuah perkampungan kecil, di ujung kota Jakarta. *Ckittt Brukk* Audy hitam Melody menabrak sesuatu yang menyebabkan benturan keras pada kening Melody yang membentur dasbor audy hitam nya sendiri.

“Awh..“ rintih nya perlahan sambil mengusap keningnya itu.
 
“Apa aku menabrak seseorang?“ tanya Melody pada dirinya sendiri, ia pun memutuskan untuk keluar dari audy hitamnya.
“Maaf aku menabrakmu, kau tidak apa? “ tanya Melody sambil menyentuh pundak seorang wanita yang ia tabrak.

“Tidak apa. Kau siapa? Apa kau orang Indonesia?" tanya wanita itu dengan tatapan dingin. Melody terkesiap dengan tatapan dingin wanita itu.

“Aku berasal dari Inggris, namun keturunan Indonesia. Oh iya, Melody“ ujar Melody memperlihatkan senyum manisnya. Tapi, wanita dihadapannya nampak acuh.

“Bodoh“ ucap wanita itu pada Melody. Melody yang tak mengerti ucapan wanita itu. “Kau sungguh bodoh Melody. Apa kau tak tau, Indonesia saat ini sudah berubah menjadi negara mati. Kota zombie?“ ucap wanita dingin itu, sambil menatap tajam Melody.
 
“Hah ? Yang benar ?“ Melody nampak kurang yakin dengan ucapan wanita itu, wanita itu tak menjawab, ia hanya mengangguk.

“Bolehkah, aku tau namamu?“ tanya Melody.

“Shania Junianatha, kau bisa memanggilku Shania“ ucap wanita itu.

“Baiklah Shania, kau bilang kota ini sudah berubah menjadi kota zombie. Lantas, apa kau salah satu di antara mereka?“ tanya Melody, Shania tampak tersenyum sinis.

“Bukan, tapi seluruh keluargaku sudah berubah menjadi manusia kanibal itu. Hanya tinggal aku, Akicha kakak perempuanku, dan Ivan kakak laki-lakiku“ jelas Shania.

Melody tersenyum. “Bisakah aku ikut denganmu? Aku tidak terlalu tahu tentang Indonesia. Tugasku disini hanyalah membantu membasmi zombie dari salah satu perusahaan (MD Corporation) terbesar di Inggris“ ucapMelody  yang di balas anggukan Shania.

“Sekarang juga, kita harus pergi ke daerah Bandung. Disana masih belum terinfeksi Virus Z. Dan mungkin, itu kota teraman di Indonesia saat ini“ ujar Shania.

Melody pun mengangguk setuju, ia dan Shania lekas masuk ke dalam audy hitamnya itu. Selang beberapa menit ia menjalankan audy nya. Mobil Melody kini sudah di serang dua orang Zombie. “Ambil sniper di kursi belakang“ perintah Melody, Shania pun mengangguk dan langsung mengambil sniper itu.

“Bisakah, kau menggantikan aku mengemudi?“ tanya Melody, Shania lagi-lagi hanya mengangguk dan langsung bertukar posisi dengan Melody.
Dsing... Dsing….
“Arghh“ pekik salah satu zombie yang terkena peluru sniper itu. Seketika zombie itu pun tewas. Namun, masih ada satu lagi zombie itu pun melangkah dengan langkah yang begitu lambat mengikuti audy hitam Melody. Matanya yang merah pekat, pakaiannya yang sudah tersobek-sobek, dan dari mulutnya keluar cairan hitam yang seperti darah dan suara erangan yang terlontar dari mulut nya. Itulah yang bisa mendeskripsikan salah satu zombie yang mengikuti laju mobil Melody. Zombie itu terus berjalan mengikuti laju mobil Melody. Lama-lama jumlahnya makin banyak, bahkan semakin banyak. Zombie itu terus melangkahkan kakinya meski Melody sudah beberapa kali menembakan peluru sniper itu.

"Sial, pelurunya" pekik Melody melihat snipernya yang kehabisan peluru. Melody pun menelpon seseorang untuk di mintai bantuan.
 
“Halo ?“ sapa seseorang di sebrang telepon.

“Halo Ve ? Bisakah kamu menyusulku ke Indonesia ?“ tanya Melody sambil menelpon salah seorang sahabat nya di MD Corp.

“Hah ? Indonesia ? Untuk apa ?“ tanya Veranda atau yang biasa dipanggil Ve.

“Di Indonesia Virus Z sudah banyak menyebar, bahkan sudah hampir seluruh Indonesia sudah tertular oleh Virus Z itu“ jawab Melody.

“Oke, baiklah. Aku dan tim yang lain akan membawa Heli dari MD Corp. Kau harus hati-hati ya Mel“ ucap Ve sahabat nya. Melody pun tersenyum mendengar Ve yang perduli padanya.

“Baiklah, kalian akan ku tunggu di daerah Bandung“ ucap Melody sebelum mematikan panggilannya.
*Tuut.. Tuut..*
Panggilan pun terputus. “Apa kalian bertiga baik-baik saja saat di Indonesia? Bukankah, disini sudah tidak aman?“ tanya Melody yang berani mengeluarkan suaranya.

“Tidak ada pilihan, lagipula semuanya sudah terlambat“ jawab Shania. Melody pun menganggukan kepalanya. Melody lantas menengok ke kaca spion audy nya.

“Sudah tertinggal, haah“ desis Melody pelan.
 
“Jangan harap kau bisa lari dari para zombie itu“ ucap Shania sambil melempar senyum sinisnya.

“Maksudmu ?“ tanya Melody. Shania hanya diam dan memfokuskan dirinya untuk menyetir.
__________________________________________________________________________

Bandung, Indonesia...

Suasana nampak hening dan sepi senyap di daerah ini. Siang seperti malam yang tidak berpenghuni. Audy yang dikendarai Melody dan Shania pun telah sampai di daerah ini. Mereka menyusuri jalanan Bandung yang sudah sepi, namun masih terdapat beberapa pejalan kaki yang sama sekali belum terinfeksi Virus Z tersebut. Audy itu terus bergerak berjalan maju, menuju sebuah rumah cukup besar yang jauh dari perkotaan.

“Sudah sampai, ayo kita turun“ucap Shania. Melody pun turun dari audy nya dan mengikuti langkah kaki Shania bergerak maju ke arah rumah itu.
 
Suasana di rumah itu sudah seperti kuburan yang sepi. Namun, rumah itu cukup bersih untuk dikatakan sebagai rumah kuburan. “Kakak“ ujar Shania memanggil sesosok wanita yang tengah duduk di sebuah ayunan sambil membaca sebuah buku. Wanita itu menengok ke arah sumber suara dan tersenyum manis menyambut sang adik yang baru saja tiba. Wanita itu nampak memandang Melody dengan tatapan tajamnya.

 "Siapa ?“ tanya Akicha sedikit acuh. Namun Melody malah membalas tersenyum manis.


“Melody, aku Melody“ ujar Melody memperkenalkan diri.

Akicha mulai mengukirkan senyum manis nya di wajahnya yang cantik. “Kau bertemu dimana dengan adikku?“ tanya Akicha.

“Jakarta“ ucap Shania singkat dan berjalan masuk ke rumahnya meninggalkan Akicha dan Melody berdua di halaman depan rumah Shania.

“Oh begitu, apa kau sudah tahu tentang kekacauan di Indonesia ini ?“ tanya Akicha.

"Sudah, namun tidak sepenuhnya“ ujar Melody sambil ikut duduk di ayunan itu.

“Ini semua karena Marcel. Kalau saja ia tidak ceroboh, mungkin semua ini tidak akan terjadi“ ujar Akicha sambil membaca kembali buku ditangannya.

Melody menatap Akicha heran “Kau mengetahuinya ?“ tanya Melody yang mulai tertarik dengan ucapan Akicha.

“Iya, karena aku adalah salah satu pegawai Rumah Sakit di Jakarta. Tempat Marcel melakukan uji coba bodohnya itu. Dan yang lebih membingungkan lagi, bagaimana bisa seorang laki-laki itu mau saja menerima tawaran Marcel itu untuk menjadi kelinci percobaannya. Huh“ ucap Akicha sambil menghela napas kasar.

“Benarkah ? Dan kenapa laki-laki itu sampai mau menerima tawaran itu ?“ Melody pun menanyakan sebuah pendapat pada Akicha.

Akicha menatap Melody dalam “Entah, yang jelas laki-laki itu seperti orang yang sudah bosan hidup hanya karena masalah penyakitnya, atau karena kekasihnya. Aku pun tidak terlalu tau masalah dia mau menerima tawaran itu“ ujar Akicha sambil menunduk.

“Apa kau masih ingat namanya ? Aku bisa mencari profil laki-laki itu lewat iPad ku ini, karena sudah ku setting seluruh profil warga Indonesia di dalam iPad ini“ jelas Melody.

“Memang kau siapa?“ tanya Akicha.

“Aku adalah seorang tim penyidik kiriman AS untuk menyelamatkan warga Indonesia yang masih bertahan hidup, yang tidak tertular Virus Z tersebut. Maka dari itu, aku menyetting iPad ku agar aku dapat melacak semua profil warga Indonesia agar dapat mempermudah tugas ku itu" jelas Melody.

“Jason, Jason,,, Jason Matt,, Matthew“ ujar Akicha agak berbelit karena ia hampir lupa dengan namanya itu.

Melody pun lekas menatap mata Akicha dalam, tepat dimanik mata Akicha.

Deg!!

Tubuh Melody bergetar, darahnya mulai berdesir deras dan rasa sesak didadanya sangatlah membuat ia hampir sesak napas. “Jason....“ lirih Melody.

Namun, Melody masih belum yakin kalau ‘Jason’ itu adalah seseorang yang ia cari disini. Ia pun melacak profil laki-laki itu di iPad nya.
Nama : Jason
Nama Asli : Matthew Jason
Tanggal Lahir : 14 Maret 1992
Tempat Lahir : Jakarta, Indonesia
Tinggi : 177 cm
Berat : 68 kg
Golongan darah : O
Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama Santa Maria I, Sekolah Menengah Atas Santa Maria II, Universitas Trisakti

"Jason ?! Ke-kenapa ??" batin Melody.

Akicha yang melihat perubahan raut wajah Melody saat ia menyebutkan nama Jason menjadi penasaran. "Sebenarnya ada apa antara Melody dan Jason itu?" batin Akicha.

“Jas..Jason...“ lirih Melody. Tiba tiba… Deraian air mata nya mengalir membasahi pipinya, Akicha yang melihat itu pun jadi panik. “Hey, Melody ? Kau tak apa ??“ seru Akicha sambil memegang kedua pundak Melody.
 
“Jason....!!!“ teriak Melody keras.


- BERSAMBUNG -

[Chapter Two] Klik Ini Aja
[Chapter Three] Klik Ini Aja
[Chapter Four] Klik Ini Aja

0 komentar:

Posting Komentar