Gingham Check

Senin, 08 September 2014

[Fanfict] Janji ya, Shania! (Part One)


Nano sekarang duduk dibangku SMP kelas 8, kelasnya berada di lantai atas, tepatnya di lantai tiga. Sedangkan kelas 9 berada di lantai empat dan yaa kelas 7 berada di lantai dua, dan lantai satunya itu kantin hahaha. Nano punya seorang sahabat, ia manis, cantik, lucu, dan tinggi. Namun ia itu selalu saja lupa membawa perlengkapan saat upacara bendera, selalu berbuat ulah pada kakak kelas, dan masih banyak lagi-_-

“Hei, Nano!” panggil Shania pada Nano yang sedang memandang lapangan dari lantai tiga.

“Heh? Apa??” jawab Nano menoleh ke arahnya.

“Emm tidak haha, nih aku ada minuman, mau gak?” tawarnya dan menyodorkan segelas minuman teh pada Nano.

“Bolehh, mana sini, kebetulan haus nih” ucap Nano, saat Shania menyodorkannya, tiba-tiba minuman itu terjatuh karena tangan Shania licin. Minuman itu tumpah dan mengenai seorang kakak kelas yang sedang berada di kantin, Nano dan Shania menoleh ke bawah.

“Aduh, gimana dong Nano!!” tanya Shania panik. Kakak kelas itu menoleh geram ke atas dan berjalan menuju tangga. Sepertinya ia menyusul Shania dan Nano yang berada di lantai tiga.
***
            “Siapa yang jatuhin minuman ini!?” tanya kakak kelas itu. Shania bergemetar dan bersembunyi dibelakang Nano.

            “Eh.. saya kak, maaf, saya tidak sengaja” ucap Nano. Shania menoleh kaget ke arahku.

            “Nano??” tanyanya. “Sudah, diam saja Shan” jawab Nano.
“Ohh kamu! Tanggung jawab nih! Dasar!” kakak kelas itu menjewer telinga Nano hingga merah.

“Maaf kak, Nano gak sengaja, maaf kak” ucapku.
***teng teng teng***
“Arrgghh” kakak itu geram dan pergi meninggalkan Nano dan Shania. Aku duduk di lantai dan memegang telinga Nano yang merah.

“Huuhh, untung tidak berlanjut-_-“ ucap Nano.

“Hiks..” seseorang menangis. “Ehh?? Shania? Kenapa nangis??” tanya Nano.

“Maaf ya Nano, Shania selalu merepotkan Nano, gara-gara Shania telinga Nano jadi merah. Maafin Shania” ucapnya menangis.

“Ahh sudah, Nano tidak apa-apa juga kan? Nano juga senang membantu Shania! Nano kan sayang sama Shania hehe” ucap Nano. Nano selalu mengucap kata sayang pada Shania, Shania hanya menganggap itu adalah rasa sayang seorang sahabat. Yaa karena mereka memang sahabat kan, hahaha.

“Tapi aku tetap merasa tidak enak... Nano baik sekali pada Shania” ucapnya terus menangis.

 “Iyaa tidak apa-apa... Jangan menangis dong. Ayo pulang, sudah bel tuh” ucap Nano dan menarik tangan Shania berjalan ke bawah.

“Pulang bareng yah??” tanya Nano pada Shania.

“Emm.. Oke! Tapi kali ini, Shania yang duduk di belakang ya!” ucap Shania pada Nano.

“Halahh memang seperti biasa begitu kan-_-“ gerutu Nano.

“Ahahaha iya juga ya XD” ucap Shania tertawa.
***
            “Shan! Berat tau! Turun dulu, dorong!” ucap Nano saat ditanjakan.

“Alah begitu saja sudah capek-_-“ cetus Shania. Lalu ia pun turun dan mendorong sepeda itu.

“Nahh udah, ayo naik lagi” ucap Nano.

“Eehhh Nano! Apel yang tadi diambil mana??” tanya Shania.

“Hmm-_- sudah pasti jatuh lagi, tuh liat” ucap Nano menunjuk ke bawah turunan jalan. Shania dan Nano memang suka mengambil buah apel dari pohon di dekat sekolah untuk dibawa pulang, dan sering kali Shania menjatuhkannya saat menanjaki jalanan ini.

“Hehe, maaf dehh” ucap Shania nyengir.

“Tunggu disini, Nano ambilkan” ucap Nano baik pada Shania. Setelah mengambil apel itu, Nano kembali menuju Shania yang menunggu di tanjakan sana.

“Nih!-_-“ ucap Nano.

“Yaakk, terima kasih Nano><” ucap Shania.

“Oke, yuk naik. Udah mau sore nih” ucap Nano.

“Lalala... Aku selalu tertawa... Di bagian belakang sepeda... Yang, kita naiki berdua... Aku diam-diam berbisik...” Shania bernyanyi saat diboncengi oleh Nano, ya memang Shania dan Nano selalu bernyanyi lagu itu saat pulang sekolah.

“Ah... Mungkin bagi dirimu... Hanya teman sekelas saja, yang jalan pulangnya searah... Keberadaan yang seperti angin...” kini Nano yang bernyanyi meneruskan Shania sudah menyanyikan lirik lagu itu.

“Ahh yang selalu bercanda, padahal kita selalu... Saling bicara... Mengapa hari ini... Cinta tak abadi yang berputar jauh... Hahaha” suara tawa bahagia mereka setelah selesai bernyanyi.

“Eh udah sampe rumah kamu Shan, nih sepedanya hehe” ucap Nano. Sepeda itu memang milik Shania, mengingat Shania adalah anak orang kaya namun rendah hati. Nano adalah anak dari keluarga sederhana, baik, dan ramah.

“Kan sudah aku bilang, sepedanya bawa saja Nano! Rumah Nano dan rumah Shania kan jauh!” ucap Shania.

“Tidak usah, Nano jalan saja! Hehehe” jawab Nano. “Sekalian olahraga! :3” balas Nano lagi.

“Yasudah Nano! Terima kasih ya... Hati-hati dijalan, Shania sayang Nano! Hehe” ucap Shania.

Nano dan Shania pun kembali ke rumahnya masing-masing... Besok hari minggu, rencananya Nano mau mengajak Shania berjalan-jalan di taman.

*** Bersambung Ke Part 2 ***

Author: @frdndan22

0 komentar:

Posting Komentar