Gingham Check

Jumat, 22 Agustus 2014

"Khayalan Dalam Kenyataan" (Inspired By: @R_AninJKT48)

Jika kamu memiliki teman baik,tidak peduli berapa banyak kehidupan yang payah, mereka dapat membuatmu bahagia, sebuah kutipan tentang persahabatan. Tentang arti sebuah persahabatan!

Hujan deras yang membasahi bumi, Aninditha melihat dari jendela kamarnya. Memandang turunnya hujan dari jendela kamarnya, berharap hujan reda dan pelangi muncul, mewarnai langit yang hitam lebat.

Aninditha atau yang sering disapa Anin berjalan menuju meja belajarnya, duduk melihat foto kenangan bersama kedua sahabatnya.

“Duh kangen kalian” Gumamnya sambil melihat foto tersebut.

Terlinang air mata dari pipinya, tak lama kemudian ia melihat kearah jendela. Hujan pun reda, langit kembali cerah, sebuah cahaya sinar sang mentari menembus awan – awanputih.
Ia pun tersenyum kecil, teringat masa – masa saat masih bersama sahabatnya.“Kapan kalian pulang? Aku rindu kalian Grace Lele!” Gumamnya pelan.

Bangkit dari duduknya, ia mulai merasa bosan menunggu untuk kesekian kalinya.

Berbaring diatas kerinduan, matanya kini mulai berat seketika itu ia tertidur lelap. Dalam kerinduan akan kedua sahabatnya!

Tokkk! Tokkk! Tokkk!,wsuara ketukkan pintu yang sangat keras dari kamar Anin.

Ia beranjak dari tempat tidurnya.”Yo! masuk aja” teriaknya sambil merapihkan rambutnya.

Pintu coklat itu terbuka lebar, seketika senyum kecil muncul diraut wajah Anin. Sebuah air mata kebahagian menetes di pipinya. “Grace Michelle” Ucapnya.

“Yey! Ketemu lagi” teriak Michelle sambil berlari memeluk Anin dengan erat. Anin membalas pelukkan hangat tersebut.

Grace menghampiri mereka berdua,“kalian gak meluk aku?” Gumamnya sambil memasang muka unyu.Michelle dan Anin melirik melihat Grace, dengan tatapan tajam.

“Dasar, masih aja! Hahaha” Kata Anin tertawa kecil dan menarik tangan Grace, memeluk kedua Sahabatnya.

Teringat akan sesuatu, Anin melepas pelukan tersebut.

 “Ini gak mimpikan? Kalian bener, balik kejakarta?” Ujarnya, menatap kedua mata sahabatnya.

“Iya bener nin, ini kita balik lagi, emang udah direncana baliknya bareng bareng hehehe” Ucap grace sambil tersenyum!

“Yup!” singkat Michelle menambah.

“berarti.....” Ucap Anin terpotong, Grace dan Michelle pun terdiam memandang Anin yang berbicara terhenti itu,

“berarti apaan, nin?” tanya Michelle.

“Hmmm!! Berarti sekarang kita bisa jalan jalan dong?” tanyanya kegirangan. Grace pun tersenyum, begitu juga dengan Michelle!

Sebuah senyum indah, senyum persahabatan yang sempat menghilang kini pun kembali! Sebuah harapan datas keajaiban!

Anin langsung pergi berganti baju dan mengajak ke dua sahabatnya jalan jalan menuju Danau, tempat dimana ‘dulu’ mereka sering bermain, bercerita dan bersenang – senang!

Masih teringat difikiran Anin, sebuah kata kata dari kedua sahabatnya itu, yang menyatakan kan pergi untuk beberapa tahun. Entah berapa lama.

“Nin, orang tua ku mendapat tugas kerja di China. Hmmm! Mungkin aku kan pindah ikut mereka, entah berpa lama. Tapi pasti aku akan kembali!” Ucap Michelle waktu itu.

Begitu juga dengan Grace, “Nin, aku dapet beasiswa kuliah di Amerika. Udah aku terima sih, jadi maaf aku juga pergi. Doa in aja aku cepat lulus dan bisa kembali bersama – sama kalian lagi!”

Kesekian kalinya, terlinang air mata Anin saat sampai ditempat itu. Bukan sedih, tapi sedih bahagia yang ia rasakan!

Terhenti langkahnya saat mendekati sebuah pohon tempat mereka duduk bercanda bersama – sama ‘dulu’.

Grace yang melihat Anin berhenti, dan langsung menghampirinya dan berkata, “Sudahlah nin, kan aku sama Michelle udah balik seperti Janji dulu! Gak usah sedih lagi!”.

Michelle yang sudah duduk di bawah pohon tersenyum manis kearah Anin, mungkin sebuah harapan dalam khayalan,masih tak menyangka jika kedua sahabatnya bisa bersama – sama lagi, seperti dahulu kali.

Anin menarik nafasnya pelan – pelan dan melangkah berjalan menuju Pohon tersebut, bersamaan dengan Grace yang berada disampingnya.

Mereka pun kini telah bersama –sama, bercerita tentang pengalaman saat mereka berjauhan. Sampai no contact! ‘mungkin’ Banyak pengalaman, dan liku liku yang mereka alami saat berpisah. Ia liku liku Rindu akan bertemu kembali.

Langit pun mulai menjadi orange, bertanda akan malam. Sang mentari mulaiberada di barat. Anin memegang kedua tangan sahabatnya itu, dan berkata “kalian tetap disini kan? Tak akan meninggalkan ku lagi?”Michelle dan Grace pun terdiam sejenak, tak ada kata sepatah dari mereka berdua.

Hanya suara burung berkicauan yang terdengar, “maaf Nin, aku dan Grace mungkin tak bisa lagi!” ujar Michelle membuat senyum Anin menghilang begitu cepat.

Seketika langit yang berwarna orange berubah menjadi gelap, hujan diikuti dengan angin dan petir membasahi bumi.

“kenapa...? kenapa? Bukannya kalian sudah berjanji akan kembali? Kenapa pergi lagi?” Ujar Anin. Michelle memeluk anin, begitu juga Grace.

“maaff!” ucap mereka berdua lalu menghilang seakan akan terlahap hujan yang begitu deras.

Spontan Anin teriak dan tersentak dari tidurnya! Seketika pintu kamar Anin terbuka, ibunya masuk bertanya tanya,“kamu kenapa teriak teriak?”

Wajahnya terheran, terheran akan apa yang ia alami, dari keningnya tertetes keringat. Lalu ia usap dengan telapak tangannya.

“gpp bu, aku hanya mimpi sajatadi” Ujarnya.

“Yaudah, buruan cuci muka bersihin kamar kotor banget.

”iya deh iya nanti ku bersihkan” geritunya.

Ibu Anin pun pergi meninggalkan Anin, sebelum pergi beliau menaruh sebuah kertas, “Ini ada Surat, kamu buka setelah kamar bersih!” Hanya ia hiraukan saja, lalu Anin pergi membasuh mukanya

“hanya mimpi ternyata!” Gerutunya sambil berjalan menuju kamar mandi.

Seperti yang ibundanya perintah, Anin pun langsung membersihkan kamarnya. Saat akan membersihkan meja belajarnya,ia melihat sebuah Surat dibawah foto sahabatnya, berisi

“Hei Aninditha yang lucu, yang suka manyun dulu hehehe!Gimana kabarnya? Sehatkan? Aku harap kamu sehat sehat aja, dan aku harap kamu masih mengenal tulisan tangan ini ^.^
Gak usah berlarut larut deh, aku capek nulisnya nin, aku tunggu kamu di Danau tempat dulu. Oke? See you ya, jangan bikin kita menuggu.
Miss you Anin“

Anin pun mengingat ingat lagi, sesaat ia melamunkan dari siapa surat itu, tak mauambil lama. Ia langsung mengambil jaket dan pergi menuju ke Danau!

Dua orang perempuan telah berdiri menatap Danau, langkahnya terhenti sambil membenarkan jaketnya dan memastikan kalau itu bukan mimpi dicubitnya pipi kanannya, “masih sakit? Berarti bukan mimpi” Gumamnya, dan berjalan pelan mendekati perempuan perempuan itu.

“Michelle? Grace?” Sapa nya sambil memegang pundak kedua perempuan itu.

Dengan bersamaan kedua orang itu berbalik badan dan memuluk Anin dengan erat,

“kangen gak?” Tanya Grace.

Anin pun melepas pelukan itu, “kalian? Aku gak mimpi kan?”.Grace dan Michelle pun tertawa dengan keras, “kagak Kheleus”.

Anin pun langsung memeluk kedua sahabatnya itu, “Huft, kalian bener bener kembali? Gak pada boongan kan?” tanya Anin untuk memastikan, karna ia tak ingin kehilangan sahabat – sahabatnya yang begitu berharga di kehidupannya.

Mereka pun sungguh sungguh nyata kembali, 3 sahabat yang sering disebut 3 Mata panah itu kini telah kembali. Kembali untuk bersama – sama lagi, menuliskan sebuah cerita persahabatan. Sahabat yang saling mengerti satu sama lain.

Anin menatap indah langit siang, yang masih terhias pelangi dari pagi.
“Kalian sahabat terindah yang pernah kutemui!” gumamnya dalam hati.

Selesai.

Author: @AdhityaAys_
Yang ngepost: @NikoAddison :V

0 komentar:

Posting Komentar