Cinta
Kadaluwarsa
Setiap
pagi sebelum jam weker Veranda berbunyi, Adit sudah menelpon Veranda.
Tut...Tut...Tut... bunyi getaran handphone Veranda di atas meja, dengan mata
yang tampak berat. Veranda mencoba merengkuh hanphone itu.
“halo .”
“selamat pagi Veranda !”
“iya .”
“semangat ya! Untuk hari ini .”
“iya, ya sudah
mau siap-siap dulu ya .”
Veranda
pun menutup pembicaraannya dengan Adit melalui telepon. Veranda terbangun dari
tempat tidurnya, saat membuka mata dan melihat kearah jam wekernya. Veranda
mulai agak kesal.
“kebiasaan
banget sih !”
Jelas
veranda kesal, jam wekernya saja belum berbunyi tetapi Adit sudah membangunkan
dia dari tidurnya.
Mentari
pagi mulai muncul dari ujung timur. Dengan mmenggunakan seragam putih abu-abu,
Veranda berangkat ke sekolah. Sesampainya di sekolah, Adit yang telah sampai di
sekolah terlebih dahulu, langsung menyapa Veranda.
“pagi Veranda !”
“pagi !”
Setelah
saling menyapa, mereka berdua masuk keruang kelas masing-masing. Istirahat
tiba, saat Veranda sedang berkumpul dengan teman-temannya, Adit pun menghampiri
Veranda.
“Veranda, kita ke kantin yuk !”
“Ayo,
teman-teman aku duluan ya .”
Mereka
berdua berjalan menuju kantin.
Kringgg...Kringgg...
bel pertanda pelajaran sudah berakhir, Veranda keluar dari ruang kelas bersama
dengan teman-temannya. Begitu pula Adit, tetapi Adit berjalan ke arah tempat
parkir untuk mengambil sepeda motor miliknya. Saat ingin keluar dari gerbang
sekolah, Adit melihat Veranda yang tengah berjalan seorang diri. Lalu ia
menghampirinya.
“Ve, kok kamu sendiri ?”
“teman-teman kamu kemana ?”
“mereka sudah pulang duluan .”
“mau aku antar
?”
Veranda
pun terdiam, seperti sedang berpikir. Setelah beberapa berpikir, akhirnya
Veranda menganggukkan kepalanya, menandakan Veranda menerima ajakan Adit yang
ingin mengantarnya pulang.
Mungkin
kalian berpikir Adit dan Veranda itu adalah sepasang kekasih, padahal mereka
hanya teman dekat. Karena sering sekali bersama dan banyak orang yang bilang
cinta itu bisa tumbuh karena sering bertemu, akhirnya Adit dan Veranda resmi
berpacaran. Tetapi yang lebih parahnya, setelah mereka berdua pacaran, Adit
semakin pagi menelpon Veranda.
“hallo sayang !”
“eh, kamu Dit .”
“nanti aku jemput kamu ya ?”
“iya .”
Yang
semula agak kesal apabila ditelpon dan dibangunkan terlalu pagi, kini veranda
justru senang bila Adit menelpon untuk membangunkannya di pagi hari. Sesuai
dengan janjinya, pagi ini Adit menjemput ke rumah Veranda.
“hai Dit !”
“hai, ayo kita
berangkat .”
Mereka
berdua berangkat ke sekolah bersama, di perjalanan mereka saling melempar canda
dan tawa. Sesampainya di sekolah, mereka bergandeng tangan berjalan menuju
ruang kelas masing-masing.
“sampai ketemu nanti ya sayang !”
“iya Adit .”
Sepulang
sekolah, Adit dan Veranda pulang bersama.
“Ve, kamu tau nggak ?”
“tau apa, Dit ?”
“aku akan selamanya mencintaimu !”
“ah masa ?”
“aku janji deh !”
“iya..iya.. aku
percaya sama kamu Dit .”
Sepanjang
jalan Adit terus merayu Veranda, sehingga Veranda terlihat sedikit malu. Tak
lama kemudian, mereka tiba di rumah Veranda.
“Dit, kamu mau masuk dulu ?”
“lain kali saja
ya sayang .”
Mereka
saling melambaikan tangan, Adit bergegas kembali ke rumah. Setelah sampai di
rumah, Adit merebahkan badannya di kamar lalu menghadap ke atas langit-langit
kamarnya. Terlindas di pikirannya, bahwa dia ingin mengajak Veranda untuk
jalan-jalan sepulang sekolah besok.
Keesokan
hari sepulang sekolah, Adit teringat dengan apa yang telah dia pikirkannya di
kamar kemarin.
“Ve, kamu mau langsung pulang ?”
“memang kenapa ?”
“aku mau ngajak kamu jalan-jalan .”
“yah maaf Dit, nggak bisa, hari ini aku mau kerja
kelompok .”
“oh, ya sudah nggak apapa .”
“maaf ya Dit,
gimana kalau besok saja, besok kan libur .”
Sesuai
dengan apa yang telah mereka sepakati. Keesokan harinya, setelah melepon Veranda
di pagi ini, Adit bergegas menjemput Veranda untuk mengajaknya jalan-jalan.
Tok... Tok... Tok... Adit mengetuk pintu rumah Veranda. Tak lama, Veranda pun
keluar. Adit melongo melihat Veranda yang tampil sangat cantik, bagaikan tuan
putri dalam cerita negeri dongeng.
“kenapa Dit, ada yang salah ya ?”
“nggak nyesel !”
“nggak nyesel gimana, maksudnya ?”
“nggak nyesel aku pacaran sama kamu .”
“iih Adit, aku kirain kenapa ?”
“ya sudah, ayo
kita berangkat !”
Mereka
berdua jalan-jalan ke sebuah taman kota nan indah dan ditengah-tengahnya
terdapat kolam ikan kecil. Adit mengajak Veranda ke kolam ikan itu, mereka
berdua duduk di bangku yang terdapat di tepi kolam itu.
“Ve, kamu mau kasih makan ikan itu ?”
“pakai apa ?”
Adit
mengeluarkan bungkusan kecil yang berisi makanan ikan, dari dalam tasnya.
“ini, kamu
lempar deh, ke sana !”
Veranda
melempar makanan ikan yang diberikan Adit ke tengah kolam itu, ikan pun saling
berebut dan mengerumuni makanan yang dilempar oleh Veranda.
“haus ya ?”
“iya nih Dit .”
“tunggu sebentar ya Ve !”
“iya .”
Adit
sejenak meninggalkan Veranda untuk membeli minuman.
“ini .”
“terima kasih ya Adit .”
“sama-sama
sayang .”
Matahari
mulai naik, mendekati ujung rambut mereka. Veranda pun sudah terlihat lelah, lalu
Adit mengajak Veranda kembali ke rumah. Di tengah perjalanan, Adit menghentikan
laju sepeda motornya di depan sebuah toko boneka.
“kok, berhenti Dit .”
“ayo, kita masuk
!”
Adit
merengkuh tangan Veranda, lalu mengajaknya masuk ke dalam toko itu.
“kamu suka yang mana ?”
“ini serius, Dit ?”
“serius Veranda
!”
Veranda
mulai memilih boneka yang ia sukai. Setelah mencari hampir ke setiap bagian
dari toko itu, akhirnya Veranda memilih boneka TEDY BEAR yang sedang memegang
bentuk hati dengan bertuliskan I LOVE YOU pada dadanya. Sesampainya di rumah, Veranda
menaruh boneka tersebut di atas meja kamarnya.
Hari
demi hari dilalui Adit dan Veranda dengan penuh kasih sayang.
Tiga
bulan telah berlalu, mulai ada permasalahan diantara mereka berdua. Masahlahnya
cukup sepele, hanya karena Veranda tidak mengangkat telepon dari Adit, Adit pun
marah. Begitu juga sebaliknya, apabila Adit tidak membalas sms dari Veranda,
Veranda yang marah. Mereka berdua seperti saling mencari kesalahan. Sampai pada
titik dimana mereka sudah tidak bisa untuk menahan ego dan amarah masing-masing.
“Dit, kayaknya kita nggak bisa sama-sama lagi deh !”
“maksud kamu ?”
“aku mau putus sama kamu !”
“ya sudah, kita
putus !”
Semenjak
putus, mereka tidak pernah terlihat bersama-sama lagi, mereka juga sudah tidak
saling berkomunikasi. Terlebih sekarang mereka melanjutkan kuliah di Universitas
yang berbeda.
Sepulang
dari kuliah, Veranda melihat seisi kamarnya sangat berantakan. Veranda yang
masih lelah sepulang kuliah, terpaksa membereskan seisi kamarya. Veranda pun
berkutik dengan debu di kamarnya, tiba-tiba, boneka TEDY BEAR pemberian Adit
terjatuh dari atas meja. Veranda pun mengambil boneka itu lalu memeluknya.
“Adiittt... !”
ucapnya lirih
Boneka
TEDY BEAR itu membuat Veranda teringat kebali dengan Adit dan kesepianlah yang
membuat Veranda harus membuka kenangannya sewaktu dulu bersama Adit.
Kring...Kring...Kring...
suara jam weker membangunkan Veranda, tidak ada lagi getar handphone di atas
meja saat Adit menelponnya. Seperti biasa, pagi ini Veranda berangkat ke
kampus. Hari ini Veranda sangat sibuk dengan tugas-tugas kuliahnya. Terkadang
disela-sela kesibukannya, Adit masih terlintas di pikiran Veranda.
Sepulang
kuliah, Veranda mampir ke sebuah mini market yang tidak jauh dari gang
rumahnya.
“panas-panas
begini, es krim enak kali ya .” gumam Veranda
Veranda
mencari es krim yang diinginkan lalu mengambilnya. Antrian kasir tampak ramai,
Veranda pun ikut mengantri. Saat sedang menunggu antrian kasir, dari samping
terlihat laki-laki mengenakan jas dengan rambutnya yang rapih, wajahnya sangat
diingat oleh Veranda. Veranda menghampiri laki-laki tersebut, betapa
terkejutnya Veranda, ternyata yang dilihatnya adalah Adit.
“Adit .”
Veranda
hanya terdiam saat melihat gadis muda yang cantik berdiri di sebelah Adit.
Sekejap wajah Veranda berubah menjadi badmood.
“hai Ve, apa kabar ?”
“baik .”
“kamu sendirian ?”
“enggaklah !”
Dengan
cepat Veranda membantah, lalu melihat ke luar seolah-olah ada yang menunggu.
“Adyth, ih... ngapain sih
jalan-jalan sama pacar disini ?” ucap Veranda dalam
hati
Setibanya di rumah, Veranda yang baru saja bertemu dengan Adit saat
antri di mini market, teringat dengan boneka TEDY BEAR pemberian dari Adit.
Dengan cepat Veranda berjalan menuju kamarnya. Saat melihat boneka itu di atas
meja, Veranda lalu memeluknya.
“hah...
harusnya waktu itu lebih berpikir panjang ya .” gumam Veranda
Hari-hari berikutnya, bila Veranda teringat dengan Adit, boneka itu
selalu dipeluknya.
Muhammad
Imam Setianto
@imamidoll
0 komentar:
Posting Komentar